Minggu, 17 Maret 2013

Tersesat di Sarang Hantu 2

     Halo, sobat semua, kisah kali ini kelanjutan dari postingan sebelumnya, yakni Tersesat di Sarang Hantu 1. Oke, langsung saja... *** Sebelumnya... Aku melanjutkan lagi langkahku pelan-pelan sampai ketemu pinggiran sawah. Kulihat gubuk kecil yang biasa dipakai petani untuk istirahat. Lumayan buat nunggu pagi sekalian istrahat, pikirku. Namun, yang terjadi kemudian adalah... *** terjadi keraguan dipikiranku. Mau lanjut terus atau balik ke pinggir jalan tol. Aku lihat disekelilingku benar-benar gelap gulita. Hanya ada cahaya bulan diatasku. Setelah berpikir beberapa jenak, akhirnya aku memutuskan terus. Nekat. Baru beberapa langkah terdengar suara kresekkk. Ular sawah kira-kira segede kelingking orang dewasa melintas di depanku.
     Aku berhenti sebentar sebelum melanjutkan, takut ada ular lainnya menyusul. Setelah yakin tidak ada ular lagi, aku melanjutkan perjalanan. Lima puluh meter berikutnya, aku terpaku. Ya Allah, dalam hatiku. Ada ular sebesar pohon kelapa melintang di pematang sawah. Kepalanya melintang ke sawah sebelah kananku, buntutnya melintang ke sawah sebelah kiriku. Mau balik badan terus kabur, takut ular itu mengejar. Bingung aku. Yang ada di kepalaku hanya bisa berdoa. Setelah berdoa, ular itu masih tidak bergerak dari tempatnya. Aku terus coba praktikkan omongan orang tua, yaitu mengajak ular itu berkomunikasi. "Mbah, permisi, aku nggak mau nggak, aku cuma mau numpang lewat." Ular itu kemudian bergerak pergi dari jalanku. Aku bisa menghembuskan napas lega. Fiuh.
     Kemudian aku ke gubuk yang kumaksud tadi. Baru saja tiduran terlentang, melempengkan punggung, tiba-tiba bau sawo matang - tanda genderuwo datang. Kupret. Tak lama, terdengar suara bleng jatuh disawah, membuat bulu kudukku meremang. Mulai muncul rasa takut di hatiku. Seketika itu terdengarlah suara kaki, aku langsung meringkuk kesamping sambil menutup telinga. Dan suara kaki itu terdengar makin mendekat, mendekat kearahku. Lalu, suara kaki itu berhenti. Aku bangkit dari tidurku, dan duduk bersila. Tidak ada apa-apa, lalu kuubah posisi dudukku dengan kaki menjuntai ke tanah. Dan suara-suara tawa cekikikan terdengar disitu. Beberapa makhluk astral setinggi 30 senti berlarian didepanku. Wah, rasa takut menjalari tubuh aku lagi. Belum hilang rasa takutku, suara kaki terdengar lagi dan gubuk tempatku duduk bergetar seperti mau ambruk. Lalu, si empunya kaki berdiri membelakangiku. Kakinya, busyeng, segede drum oli.
     Aku tak tahan lagi, kemudian meringkukkan kaki di sudut gubuk. Untung setelah itu, di kejauhan terdengar lamat-lamat suara azan. Seketika hantu-hantu itu lenyap. Aku langsung capcus dari gubuk dan jalan keatas. Disana aku lihat banyak truk pengangkut tanah. Aku menumpang saja salah satu truk itu sampai daerah bernama Tegal Gede, yang terletak di Jalan Cikarang - Cibarusah. Lalu, naik angkot ke mes, tempatku kerja. Selamat sampai tujuan. Benar-benar pengalaman yang horor.

Read more : http://ceritapendekhoror.blogspot.com/2013/03/cerita-horor-tersesat-di-sarang-hantu-2.html#ixzz2NoBrKuHY

Tersesat di Sarang Hantu 1

     16 tahun lalu, tepatnya tahun 1997, aku bekerja di salah satu pabrik mebel di daerah Lippo, Cikarang, Jawa Barat. Satu bulan sekali, pada hari Sabtu aku pulang kampung di Balapulang, Tegal. Hari Minggu berangkat kembali ke Cikarang. Aku biasa naik bis Dedy Jaya dan turun di jalan tol Lemah Abang, lalu naik ke atas jembatan untuk kemudian naik angkot ke mess perusahaan di Leumalang.
     Nah, disitu pengalaman horor yang aku alami nih. Jadi, ceritanya aku balik ke Leumalang seperti biasa, naik bis Dedy Jaya. Memasuki Jalan Tol Cikampek aku ketiduran. Aku terbangun gara-gara bis berhenti mendadak. Setelah tengok kiri kanan, ternyata sopir sama kernetnya kebelet bak di ban. Mataku yang masih belum jernih melihat sebuah plang. Ternyata itu plang Lemah Abang. Aku kemudian turun disitu, karena Jalan Tol Lemah Abang sudah dekat. "Turun sini, Mas? Masih gelap lho." tanya kenek. "Nggak apa-apa, sebentar lagi sampai jembatan tol, saya mau keatas." Kenek pun membiarkan aku lewat. Sambil menenteng kardus berisi oleh-oleh dari ibu aku turun. Bis Dedy Jaya jalan lagi. Aku susuri pinggir jalan tol sampai sekitar 15 menitan. Kemudian, aku mengernyitkan dahi. Jembatan tol yang biasa untuk naik keatas kok nggak ada ya, pikirku. Kulirik jam. Ternyata masih jam dua malam. Waduh... Aku salah turun. Kucari jalan alternatif dan aku menemukan semak-semak. Awalnya pendek, lama-lama makin lebat. Tapi aku nekat meneruskan, karena juga percuma jalan di jalan tol. Tiba-tiba sepuluh meter di depanku, semaknya bergerak-gerak. Sport jantungku.
     Aku berhenti sambil menunggu ada apa gerangan. Tak lama kemudian, krosak... sesuatu menabrak kakiku yang refleks membuatku melompat. Sial, ternyata luwak. Luwak itu kaget melihatku rupanya. Aku melanjutkan lagi langkahku pelan-pelan sampai ketemu pinggiran sawah. Kulihat gubuk kecil yang biasa dipakai petani untuk istirahat. Lumayan buat nunggu pagi sekalian istrahat, pikirku. Namun, yang terjadi kemudian adalah...

Read more: http://ceritapendekhoror.blogspot.com/2013/03/cerita-horor-tersesat-di-sarang-hantu-1.html#ixzz2NoBN9bqe